Artikel ini reblog dari Warungbarangantik
1. Merek Dagang Jadul : Tirta Manis (Kopi Bir)
Ini juga etiket merek dagang. Produk minuman kopi bir. Mereknya tidak jelas, apakah Kopi Bir atau Tirta Manis (soalnya kedua tulisan itu sama-sama besar dan menyita perhatian). Tapi tetap saja menarik hati. Dapatnya di Solo, Jawa Tengah.
2. Merek Dagang Jadul : Cap Baterai (etiket korek api)
Etiket korek api (batang) juga menarik. Salah satunya etiket korek api dengan cap Baterai. Ada tiga baterai dalam frame yang menjadi cap korek api batang ini. Sayang ukurannya kecil.
3. Merek Dagang Jadul : Obat Nyamuk Bangau Angsa
Entah kenapa produsen Obat Nyamuk bakar asal Semarang ini memakai Bangau dan Angsa sebagai trade mark-nya ya? terlepas ada makna/filosofi si punya usaha, apakah kedua unggas ini memang pemangsa nyamuk?
4. Merek Dagang Jadul : Obat Nyamuk Menara Kuntul
Kalau ini Obat Nyamuk Bakar Tjap Menara Kuntul (Bangau). Sepintas cap/bungkus obat nyamuk bakar didominasi warna merah. Apa untuk mengelabui pasar?
5. Merek Dagang Jadul : Obat Nyamuk Menara Keong 1972
Merek unik, tua dan langka. Merupakan merek obat nyamuk bakar. Tjap nya pun unik : Menara Keong buatan 1972
6. Merek Dagang Jadul : Ratus Cap Manten - Solo
Maaf kemasan ini bukan jamu. Nyaris saya kirain jamu waktu dipajang di sebuah kios kelontong. Untung tak diminum. Dengan warnanya yang gonjreng, kemasan dari kertas ini tentu menarik perhatian. Termasuk saya. Ternyata sebuah produk ratus untuk wanita. Produk tradisional sebagai pengharum kewanitaan jelang malam pertama --yang lucunya-- bergambar sepasang pengantin dengan dandanan ala pengantin Barat (Eropa). Ratus ini saya beli di salah satu kios di Pasar Ambarawa, Jawa Tengah.
7. Merek Dagang Jadul : Kopi Podoredjo-Magelang
Saya dapat bungkus (merek) kopi ini di Pasar Tradisional kota Ambarawa, Jawa Tengah. Ilustrasi bungkusnya unik. Saya pikir mirip rokok "Gudang Garam" karena gambarnya dua gudang besar. Tapi anehnya nama brand atau merek malah "Podoredjo" (artinya = pada sejahtera). Harga kopinya sangat terjangkau. Rasanya juga lumayan, tidak kalah dengan merek-merek kopi terkenal secara nasional.
Itulah merek, antara visual dan kata kadang nggak nyambung. Tapi kalau laku dan disukai pasar, why not? Semua kembali ke hukum dagang. Produk yang dicari dan diminati, tak peduli ada sinkronisasi antara gambar dan kalimat tadi. Yang penting laku. . .
8. Merek Dagang Jadul : Gambaran Indonesia ada di sebuah Kemenyan
Ini bukan lukisan standar para murid waktu duduk di bangku SD, dimana ada garis panorama, gunung-gunung, bapak tani membajak di sawah, pohon besar kecil yang hijau, persawahan, langit, awan dan burung-burung beterbangan. Hemm. . .sebuah gambaran Indonesia yang sangat ideal. Gemah ripah loh jinawi.
Juga bukan merek dari varietas padi unggulan. Ini hanyalah sebuah cap atau merek dengan menggunakan lukisan yang lumayan kecil pada sebuah produk kemenyan seukuran kotak korek api. Kemenyan? ya benar, kemenyan buat doa-doa itu. Saya mendapatkannya di basemen di Pasar Baru, Bandung, Jawa Barat. Di kios yang khusus menjual aneka perlengkapan doa dan keperluan ke makam dan prosesi pemakaman.
Bisa Anda bayangkan kios itu. Kios itu berada di basemen yang wingit (sepi dan temaram), ukuran 3X3 meter, lengkap dengan spesialis dagangan aneka perlengkapan " Highway to Heaven " itu. Aroma wangi dupa dan kemenyan berbaur dengan aroma melati dan kamboja. Serasa di film-film almarhumah Suzanna. Si penjualnya sendiri --seorang wanita paruh baya-- hanya bicara seperlunya. Kesannya penuh misteri dirinya dan juga kiosnya. Hii. . .ngeri. . .
9. Merek Dagang Jadul : Teh Cap Dandang
Selain mengumpulkan merek-merek tempo doeloe dan rokok-rokok kampung, saya juga mengumpulkan merek aneka produk dari kampung atau daerah. Produknya bermacam-macam : ada sembako (beras/gula/teh/kopi/bumbu masak/penyedap/krupuk/kecap/saus, dsb), aneka produk sandang hingga produk kemenyan. Misalnya : produk teh tubruk merek Dandang ini, yang saya beli di pasar tradisional di kota Ambarawa, Jawa Tengah. Merek dan capnya sangat menarik bagi saya. Desainnya, warna, komposisinya dan tentu ndeso-nya.
Banyak sekali merek setipe itu yang saya koleksi. Hingga ratusan jumlahnya. Umumnya saya dapatkan di pasar-pasar tradisional wilayah Pulau Jawa, Sumatera, Bali dan Kalimantan. Pasar-pasar yang pernah saya datangi diantaranya : Pasar Lembang, Pasar Baru Bandung, Pasar Bringharjo Yogya, Pasar Johar Semarang, Pasar Kliwon Kudus, Pasar Kodim Pekanbaru, Pasar Ambarawa, Pasar Purwokerto dan masih banyak pasar tradisional yang lainnya.
Wah, ternyata banyak sekali yah Merek Dagang Indonesia Jadul Tempo Doeloe, dan masih bisa eksis sampai sekarang :)